HUBBARD FLEX BROILER STANDARD PERFORMANCE

Hubbard Flex Broiler Performance

Read More......

COBB 500 BROILER STANDART PERFORMANCE

As Hact. Performance


Male

Female

Read More......

Ross 308 BROILER STANDARD PERFORMANCE

As hact. objective


Male


Female


Read More......

LIR BROILER STANDARD PERFORMANCE

Lohmann Broiler Performance Objectives


Lohmann Broiler Male Performance


Lohmann Broiler Female Performance


Read More......

II. Deskripsi Perhitungan Usaha Peternakan Ayam Broiler

2.1Pola Sistem Full Mandiri

Contoh populasi : 5000 Ekor
Tipe kandang : Open, Panggung 2 tingkat
Modal : Pinjaman Bank / Finance

2.1.1 Investasi Awal Meliputi :
1. Tanah : ± 1000 m2
: Harga ± Rp. 25.000,- / m2
: Rp. 25.000.000

2. Bangunan Kandang : ± Rp. 15.000,- / ekor
: Rp. 15.000,- x 5000 = Rp. 75.000.000,-
3. Peralatan Kandang : ± Rp. 4000,- / ekor
: Rp. 4000,- x 5000 = Rp. 20.000.000,-
Total Investasi Awal : Rp. 120.000.000,-

2.1.2 Biaya Produksi
2.1.2.1 Biaya Sapronak
1. Bibit DOC : ± Rp. 4000,- / ekor (Grade Baik)
: Rp. 4000,- x 5000 = Rp. 20.000.000,-
2. Pakan : ± Rp. 4500,- / kg
: Kebutuhan : ± 3,05 kg/ekor (per periode)
: (5000 ekor x 3,05 kg) x Rp. 4500,-
: Rp. 68.625.000,-
3. Obat, Vitamin, Vaksin : ± Rp. 250,- / ekor
: Rp. 250,- x 5000 = Rp. 1.250.000,-
Total Biaya Sapronak : Rp. 89.875.000,- / Periode


2.1.2.2 Biaya Operasional
1. Operator Kandang : 2 Orang
: ± Rp. 300,- / orang
: Rp. 3.000.000,-
2. Bahan Supply : Material Litter(Sekam), LPG, dll
: ± Rp. 500,- / ekor
: Rp. 500,- x 5000 = Rp. 2.500.000,-
3. Lain-Lain : Transportasi, Pencucian Kandang, Lingkungan
: ± Rp. 1.000.000,-
Total Biaya Operasional : Rp. 6.500.000,-/ Periode

Total Biaya Produksi : Rp.96.375.000,- / Periode

Total Investasi : Investasi Awal + Biaya Produksi
: Rp. 120.000.000,- + Rp. 96.375.000,-
: Rp. 216.375.000,-

2.1.3 Proyeksi Keuntungan & Pengembalian Modal
1. Hasil Produksi
Bobot Badan Rata-rata Panen : 2 kg
Kematian (Mortality) : 3 %
Total Bobot Panen : 9700 kg
FCR (Feed Conv. Ratio) : 1,57
Harga Pasar / Tengkulak : ± Rp. 11.000,- / kg
Total Pendapatan Produksi : Rp. 11.000 x 9700
: Rp. 106.700.000,-
2. Keuntungan
Laba Produksi : Pendapatan Prod. – Biaya Prod.
: Rp. 106.700.000,- - Rp. 96.375.000,-
: Rp. 10.325.000,-
Pinjaman Modal (Bank) : Modal (Total Investasi)
: Rp. 216.375.000,-
Jangka Waktu : 10 Tahun (60 Periode)
: Rp. 3.606.250
Bunga : 1,2 % / Periode
: Rp. 2.596.500,-
Cicilan Pokok + Bunga : Rp. 6.202.750,- / periode
Laba Netto : Laba Produksi – Cicilan Bank
: Rp. 10.325.000,- - Rp. 6.202.750,-
: Rp. 4.122.250,- / Periode
Catatan : Belum termasuk pemasukan dari penjualan kotoran dan karung bekas pakan.

2.2.1 Contoh Perhitungan Pola Kemitraan Inti Plasma

Populasi : 5000 ekor
Kandang : Sewa
Modal : Pinjaman Bank / Finance

1. Modal Awal
Peralatan Teknis : Pemanas, tirai, dll
: Rp. 15.000.000,-
Sewa Kandang : ±Rp. 350,- s/d Rp. 400,- per ekor/periode
: Rp. 2.000.000,- / periode
Total Modal Awal : Rp. 17.000.000,-
2. Biaya Produksi
I. Biaya Sapronak
Bibit DOC : ± Rp. 4500,- / ekor (Grade Baik)
: Rp. 4500,- x 5000 = Rp. 22.500.000,-
Pakan : ± Rp. 5000,- / kg
: Kebutuhan : ± 3,05 kg/ekor (per periode)
: (5000 ekor x 3,05 kg) x Rp. 5000,-
: Rp. 76.250.000,-
Obat, Vitamin, Vaksin : ± Rp. 300,- / ekor
: Rp. 300,- x 5000 = Rp. 1.500.000,-
Total Biaya Sapronak : Rp. 100.250.000,- / Periode (Dibiayai awal oleh pihak inti)

II. Biaya Operasional
Operator Kandang : 2 Orang
: ± Rp. 300,- / orang
: Rp. 3.000.000,-
Bahan Supply : Material Litter(Sekam), LPG, dll
: ± Rp. 500,- / ekor
: Rp. 500,- x 5000 = Rp. 2.500.000,-
Lain-Lain : Transportasi, Pencucian Kandang, Lingkungan
: ± Rp. 1.000.000,-
Total Biaya Operasional : Rp. 6.500.000,-/ Periode

Total Biaya Produksi : Rp.106.750.000,- / Periode

Total Investasi : Modal Awal + Biaya Operasional
: Rp. 17.000.000,- + Rp. 6.500.000,-
: Rp. 23.500.000,-

3. Proyeksi Keuntungan & Pengembalian Modal
Hasil Produksi
Bobot Badan Rata-rata Panen : 2 kg
Kematian (Mortality) : 3 %
Total Bobot Panen : 9700 kg
FCR (Feed Conv. Ratio) : 1,57
Harga Pasar / Tengkulak : Rp. 11.500,- / kg
Total Pendapatan Produksi : Rp. 11.500 x 9700
: Rp. 111.550.000,-
Keuntungan
Laba Produksi : Pendapatan Prod. – Biaya Prod.
: Rp. 111.550.000,- - Rp. 106.750.000,-
: Rp. 4.800.000,-
Pinjaman Modal (Bank) : Modal Awal
: Rp. 23.000.000,-
Jangka Waktu : 2 Tahun (12 Periode)
: Rp. 1.958.333,-
Bunga : 1,2 % / Periode
: Rp. 276.000,-
Cicilan Pokok + Bunga : Rp. 2.234.333,-
Laba Netto : Laba Produksi – Cicilan Bank
: Rp. 4.800.000,- - Rp. 2.234.333,-
: Rp. 2.565.667,- / Periode
Catatan : Belum termasuk insentif performa dari pihak inti dan penjualan kotoran dan karung bekas pakan.


Read More......

Ventilasi Close House



FORMULA VENTILASI CLOSE HOUSE SISTEM
Ventilasi adalah hal yang sangat mutlak di butuhkan dalam managemen pemeliharaan sistem kandang tertutup (Close House).
Faktor yang dihasilkan dalam ventilasi ini adalah :
1. Oksigen
2. Kecepatan Angin & Volume
3. Temperatur
4. Kelembaban Relatif
Ke empat hal dalam misteri ventilasi. Tidak terlihat tapi dapat diukur.... (*Robert Barnwell)
Untuk mendapatkan ventilasi yang baik dan benar tentunya dibutuhkan formula ventilasi yang tepat baik dalam perhitungan dan aplikasinya. Berikut kami mencoba memberikan gambaran untuk formula ventilasi yang dapat digunakan untuk perencanaan dan perancangan ventilasi pada kandang tertutup. Dalam formula ini kami menggunakan sistem ventilasi Tunnel Evaporate sistem (Sistem Tunnel dengan pendingin evaporasi) yang paling sederhana dan banyak dipakai di Indonesia.
1. Dimensi Kandang
Contoh kandang dengan ukuran : Panjang = 50 mtr ; Lebar = 8 mtr ; Tinggi/Tinggi rata2 = 2,5 mtr
Didapat Volume Kandang = Panjang x Lebar x Tinggi
= 50 x 8 x 2,5
= 1000 m3
Didapat luas penampang = Lebar x Tinggi
= 8 x 2,5
= 20 m2
2. Kec. Angin Yang dibutuhkan : 2 meter/detik

3. Kapasitas Kipas (Exhaust Fan)
Setelah didapat dimensi kandang dan berapa kec.angin yang dibutuhkan, kita dapat menghitung berapa kebutuhan kipas nya. Yaitu :
Kapasitas Kipas Total =( Luas Penampang x Kec. Angin) x 3600
= (20 x 2) x 3600
= 144.000 m3/jam
Dalam produk umum dipasaran, satuan kapasitas kipas biasanya memakai CFM (Cubic Feet per minute)
= 144.000 m3/jam x 0,5886(konversi)
= 84.758 Cfm
4. Kebutuhan Kipas (Exhaust Fan)
Setelah di dapat kemampuan kipas total, kita akan menentukan jumlah kipas yang dibutuhkan.
Dalam produk umum dipasaran kipas yang diproduksi terbagi dalam standard ukuran dan kapasitas sesuai standart internasional. Contoh : Kipas 36 Inch = 15.500 Cfm, Kipas 52 Inch = 24.500 Cfm dan lain sebagainya. Kemempuan tertera tersebut dalam static pressure/tekanan negatif 0,20 pa. Untuk lebih pastinya pada saat membeli kipas tentunya perhatikan spesifikasi pada name plate kipas dan motor yang mesti dipakai harus sesuai standart yang dibutuhkan kipas.
Dalam contoh ini kami coba menggunakan kipas Ukuran 36 Inch dengan kapasitas 10.500 Cfm
Maka jumlah kipas yang dibutuhkan = Kapasitas kipas total : Kapaitas 1 kipas
= 84.758 : 15.500
= 5,5 kipas, dibulatkan menjadi 6 kipas.
5. Pergantian Udara (Air Exchanged)
Dari perhitungan diatas dapat diperoleh berapa waktu yang dibutuhkan untuk pergantian udara dalam kandang.
Air Exchanged (6 Kipas) = Panjang lintasan ventilasi(Panjang kandang efektif) : Kec. Angin
= 50 mtr : 2 mtr/det
= 25 detik
Disini dibutuhkan waktu 25 detik untuk menarik udara dalam kandang dan menggantikannya dengan udara baru dengan running 6 kipas. Dapat juga di hitung air exchanged dengan jumlah kipas yang lebih sedikit dengan menhitung atau mengukur kec. Angin yang didapat.
6. Kebutuhan Luas penampang PAD (Evaporate cross sectional)
Dalam sistem pendingin/penaik kelembaban banyak metode yang dipakai mulai tradisional dengan merancang sendiri Pad terbuat dari karung, batu bata, tanah liat sampai denga yang modern menggunakan Pad Cooling Pabrikan yang terbuat dari kertas maupun keramik. Semua dapat digunakan, namun fungsi dan aplikasinya harus tepat, yaitu memiliki fungsi evaporasi yang efektif pada saat di pakai, dan ukuran yang tepat dalam pemakaiannya.
Berikut contoh perhitungannya,
Dalam formula ventilasi, para ahli ventilasi menyarankan bahwa kec. Angin maksimal yang melalui pad pada saat kemampuan kipas maksimal adalah : 2 meter/detik (400 feet/menit). Ini didapat dari hasil analisa ilmiah bahwa tingkat efektifitas evaporasi cooling yang baik pada maksimal kec. Angin tersebut.
Maka Luas Penampang pad = Kapasitas kipas total : 2 mtr/det
= (144.000/3600) : 2
= 20 m2
Apabila tinggi Pad Kita pakai : 1,8 meter, maka :
Panjang Pad yang dibutuhkan = Luas penampang : Tinggi
= 20 : 1,8
= 11,2 meter
Maka kita telah mendapatkan ukuran Pad yang akan kita buat. Dapat di aplikasikan pada samping samping atau bentuk U ( samping samping dan depan).
Pada bentuk samping samping : panjang masing-masing = 5,6 meter
Pada bentuk U : Depan = 8 meter, Samping samping masing-masing = 1,6 meter
7. Inlet
Inlet merupakan hal yang sangat penting dalam ventilasi. Inlet adalah faktor yang mempengaruhi Tekanan Negatif (Static Preesure) dalam kandang. Dimana hal ini akan mempengaruhi fungsi kemampuan exhaust fan dan distribusi udara dalam kandang. Tidak tepatnya inlet akan berpengaruh pada munculnya dead spot (Titik mati udara) atau titik dimana tidak ada distribusi pergantian udara. Untuk itu Inlet mutlak diperlukan didalam sistem ventilasi.
Dimensi Inlet yang baik :
1. Layar inlet dipasang 1 meter dari Pad Cooling dan sepanjang pad.
2. Titik bawah di set lebih tinngi ¼ dari tinngi pad cooling.
3. Layar / material inlet terbuat dari bahan kedap udara.
Untuk Bagaimana perhitungan bukaan inlet yang tepat sesuai kemampuan kipas akan kami bahas dalam posting berikutnya.
Demikian formula ventilasi ini sederhana semoga dapat bermanfaat bagi para praktisi peternakan khususnya bagi para peternak yang ingin menerapkan sistem kandang tertutup. Namun bagaimanapun juga sebaik-baik managemen pemeliharaan yang diterapkan tetap kembali bagaimana ayam menerima perlakuan tersebut. Terimakasih.... salam sukses...!!!!

Read More......

Proyeksi Broiler

Bisnis Peternakan Broiler

Bisnis peternakan Ayam Broiler semakin berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi dan dorongan tingkat kebutuhan akan daging ayam untuk konsumsi masyarakat yang semakin meningkat. Dilihat dari sisi teknologi, perkembangan genetik dari masing-masing Strain penghasil Ayam Broiler sendiri semakin cepat dengan masa pemeliharaan berkisar pada umur 30-40 hari untuk panen. Selain teknologi genetik, dalam support teknis performance telah didukung oleh bermacam-macam obat-obatan, vitamin maupun vaksin dari berbagai branch yang semakin berkualitas. Sedangkan ditinjau dari tingkat kebutuhan akan daging ayam sendiri yang sudah bisa disebut sebagai kebutuhan primer mulai untuk kebutuhan daging segar sampai daging ayam olahan, di Indonesia sendiri menunjukkan tingkat konsumsi yang semakin meningkat pesat dengan jumlah permintaan pasar yang tidak pernah berkurang (*) info dinas peternakan deptan 2010. Oleh karena itu bisnis peternakan Ayam Broiler akan menjadi bisnis yang sangat menarik dan terus berkembang sepanjang waktu dengan tingkat perolehan keuntungan yang cepat dan besar berkisar antara Rp. 1500,- s/d Rp. 3000,- per ekor setiap periode (30 - 40 hari) pemeliharaan. Namun demikian dengan tingkat resiko yang cukup tinggi yang dikarenakan bisnis ini berhubungan dengan makhluk hidup (Ayam) maka pengetahuan mengenai management pemeliharaan Ayam Broiler menjadi hal yang mutlak harus dikuasai peternak. Jika tidak maka, bisnis ini tidak akan menghasilkan performa yang baik atau bahkan akan merugi. Oleh karena itu kami CV. Mitra Utama sebagai konsultan dengan jaringan, kapasitas dan SDM yang baik dalam bidang pemeliharaan Broiler siap membantu anda untuk menjalankan bisnis ini sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

Pola Usaha Kemitraan Inti Plasma Sistem Usaha Kemitraan Inti Plasma adalah sistem usaha kerjasama antara peternak dengan sebuah perusahaan penyedia layanan finance yang menyediakan Sapronak dengan kesepakatan / perjanjian kebijakan yang dibuat oleh pihak finance yang disetujui oleh peternak. Dimana Perusahaan penyedia Sapronak disebut Inti sedangkan peternak disebut Plasma. Dengan kata lain dalam pola ini peternak / Plasma sebagai penyedia fasilitas kandang dan peralatan serta biaya operasional dan kerja pemeliharaan sedangkan pihak Inti sebagai pihak penyedia Sapronak dengan harga Sapronak dan Daging yang ditentukan oleh pihak inti yang tertuang dalam perjanjian kontak. Pola kemitraan Inti Plasma ini menjadi alternatif pilihan terbaik bagi peternak dengan pertimbangan besarnya biaya produksi yang tidak tercover oleh modal peternak. Terutama biaya / harga pakan yang mencapai 75% dari total biaya produksi. Sedangkan pihak perusahaan penyedia Pola Kemitraan saat ini telah banyak dan menguasai hampir 50% usaha peternakan yang ada. Diantaranya Japfa Comfeed dengan PT. Ciomas Adi Satwa, Charoen Pokhpan, Malindo, Suja (Grup CJ), PKP, Patriot, Wonokoyo dan lain-lain serta beberapa Poultry Shop (PS) yang melayani bisnis kemitraan seperti Sawahan PS, Maju Makmur PS, Fredy PS, dan lain-lain. Dalam perjalanannya pola kemitraan inti plasma juga memiliki kelebihan dan kekurangan bagi masing-masing. Dalam tulisan ini kami coba mengorganisir kelebihan dan kekurangan tersebut bagi peternak. Dari beberapa pertimbangan hal diatas maka peternak harus mempunyai pengalaman, tips dan trik yang baik untuk menjaga performa agar tetap stabil. Apabila tidak peternak akan terlena dan terbuai atau bahkan tertekan oleh target performa yang tinggi yang diberikan oleh pihak inti. Untuk itu kami menyediakan layana service yang akan membantu peternak untuk menjaga performa yang baik dan stabil sehingga dapat mengimbangi target performa dan mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Read More......

TEAM

EDUCATION

FOCUS


LOVELY

CARE



TREATMENT

TEAM WORK

Read More......

Broiler Farm




Kami adalah konsultan peternakan ayam broiler yang berlokasi di Kota Malang Jawa Timur.

Read More......